Ibu Muda, terutama yang
baru pertama melahirkan, kerap bingung karena belum banyak mengetahui tentang
bayinya. Padahal banyak sekali hal yang patut Bunda ketahui mengenai bayi baru
lahir, sehingga Bunda dapat memberikan perawatan yang tepat untuk para calon
penerus bangsa.
Apa Yang Bayi Saya
Butuhkan?
1. ASI
- Inisiasi Menyusu Dini
Tuhan menciptakan wanita
dengan sangat sempurna untuk menjadi seorang ibu, salah satunya ditunjukkan
dengan bagaimana ASI telah dipersiapkan bahkan sejak sebelum bayi kita
lahir.
Pada awal
kehamilan payudara akan menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua, ukuran
payudara akan bertambah dan pembuluh darah dibawah kulit akan lebih terlihat.
Puting akan membesar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama, cairan
berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar.
Selama hamil ASI
memang belum diproduksi, namun telah dipersiapkan untuk segera diproduksi
segera setelah persalinan. Setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron
menurun drastis, maka prolaktin akan meningkat dan merangsang produksi air
susu. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempengaruhi banyaknya
air susu yang akan dihasilkan. (Sarwono, 2008)
Optimalkan produksi ASI
Mengoptimalkan produksi ASI dapat
dilakukan dengan stimulasi berupa perawatan payudara sejak kehamilan trimester
III, hingga masa menyusui.
Selain itu, Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) juga penting dan akan sangat mendukung keberhasilan
proses laktasi / menyusui. IMD adalah proses dimana bayi di susukan kepada ibu
segera setelah lahir, bayi dibiarkan mencari puting susu sendiri. Segera
setelah bayi stabil (kurang dari 30 menit), bayi diletakkan di dada ibu untuk
mencari puting susu dan menghisapnya (rata-rata diperlukan waktu 30-60 menit
sampai bayi dapat menemukan puting susu). Menurut penelitian penghisapan segera
oleh bayi setelah lahir dapat membantu mempercepat pengeluaran ASI dan
memastikan kelangsungan pengeluaran ASI. (Sarwono,2008)
Selain itu ASI yang pertama
diproduksi adalah colostrum, berwarna kekuningan, yang dapat memicu kematangan
saluran cerna dan memberikan perlindungan terhadap infeksi, karena kaya akan
zat kekebalan. (Sarwono, 2008)
Cukupkah ASI untuk bayi saya?
Kebanyakan ibu khawatir
dengan produksi air susunya yang sedikit pada hari-hari pertama menyusui.
Padahal sebenarnya jumlah tersebut telah disesuaikan dengan kapasitas lambung
bayi baru lahir. Berikut jumlah produksi ASI dan volume lambung bayi baru
lahir (dikutip dari http://duniasehat.net/2014/02/15/kapasitas-lambung-bayi/)
Hari Ke
|
Produksi ASI
|
Volume Lambung Bayi
|
1
|
5-10 ml setiap kali penyusuan
25-56 ml dalam 24 jam
|
5-7 ml / sebesar kelereng
|
2
|
113-185 ml dalam 24 jam
|
12 ml
|
3-6
|
ASI peralihan, lebih encer dan
berwarna keputihan, payudara mulai bengkak karena penambahan produksi ASI.
Hari ke 3 bayi akan meminum
300-400 ml ASI dalam 24 jam.
Hari ke 5 meningkat menjadi
500-800 ml dalam 24 jam.
|
22-30 ml
|
7
|
Pada ibu yang rajin menyusui,
bahkan ASI akan bocor/tumpah bila terlambat di susukan
|
45-60 ml / sebesar bola ping pong
|
1minggu – 6 bulan
|
Proses menyusui mulai mantap.
Bayi diatas 1 bulan akan minum
dalam jumlah tetap yakni sekitar 570-900 ml dalam 24 jam.
|
Sebesar bola tenis
|
Seberapa sering menyusu?
Bayi 0-6 bulan akan minum 8-10
kali sehari (minum setiap 2-3 jam). Cukup tidaknya kebutuhan bayi akan ASI
dapat dilihat dari frekuensi BAK, BAB dan konsistensi feses (kotoran/poop).
Bayi baru lahir akan BAB dalam 24 jam, dengan feses berwarna hijau kehitaman
dan sangat lengket. Setelah mulai minum feses bertahap akan berubah menjadi
berwarna kekuningan. Bila bayi sama sekali tidak BAB dalam 24 jam pertama,
dapat dicurigai adanya kelainan pada saluran ekskresi / saluran pengeluarannya, misalkan atresia ani (tidak ada lubang anus).
BAB dan BAK pada bayi
Bayi dapat BAB 1-2 kali sehari
bahkan sampai 4-5 kali. Selama bayi tidak tampak rewel/gelisah (menunjukan rasa
tidak nyaman pada tubuhnya), lemas / lunglai (tanda dehidrasi), berat badan
terus naik dan bentuk/rupa feses normal, maka masih dapat dikatakan normal.
Feses pada bayi dengan ASI akan lebih encer daripada bayi dengan susu formula.
Pada bayi ASI, feses akan encer dan seperti ada ampas yang bentuknya seperti
pasir (seedy).
Bayi dengan frekuensi
BAB lebih dari 5 kali, bayi rewel / gelisah, lemas dan rupa fesesnya tidak
normal, patut diwaspadai apakah bayi diare, hubungi pertugas kesehatan.
Feses tidak
normal bila ada busa/buih, ada darah, berlendir, atau sangat encer (diare).
Hubungi petugas kesehatan.
BAB yang terlalu
jarang juga harus di waspadai, jika BAB 2 hari hanya 1 kali, atau bahkan
3 hari 1 kali, periksakan bayi anda, biasanya akan dilihat apakah bayi kembung,
atau apakah ada gangguan dengan saluran pencernaannya. Kondisi ini dapat
disebabkan konsumsi obat/jamu pada ibu, yang dampaknya turut dirasakan oleh
bayi.
Bayi BAK 4 kali
dalam sehari atau bahkan lebih . BAK dalam frekuensi yang normal menunjukkan
bayi cukup minum. BAK dengan frekuensi yang lebih sering tidak perlu
dikhawatirkan, selama bayi tidak rewel, tidak lemas (tidak menunjukkan tanda
dehidrasi).
Frekuensi BAK yang sangat jarang,
harus diwaspadai , Karena dapat menunjukkan indikasi kurang cairan atau
dehidrasi.
BAK normal
berwarna jernih, kadang sedikit kekuningan. Bila terdapat darah pada diapers,
mungkin terdapat lecet di sekitar alat kelamin bayi, periksakan ke petugas
kesehatan.
2. Jaga Bayi Tetap Hangat
Bayi baru lahir sangat rentan hipotermia
(kedinginan/kehilangan panas). Karena pada masa ini bayi belum dapat
memproduksi panas tubuh dengan optimal. Selain itu, bayi masih dalam tahap
penyesuaian untuk perpindahan dari lingkungan dalam rahim yang hangat dan dunia
luar.
Terdapat beberapa cara kehilangan panas
pada bayi, yakni melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Kehilangan
panas secara konveksi terjadi jika bayi diletakkan di dekat jendela/pintu, atau
pada ruangan dengan kipas angin atau AC. Sehingga angina atau hawa dingin
mengenai tubuh bayi.
Evaporasi terjadi bila cairan pada tubuh
bayi tidak segera di keringkan setelah persalinan atau setelah bayi dimandikan.
Sehingga panas tubuh bayi menghilang bersama cairan yang menguap sendiri.
Konduksi terjadi bila bayi menempel pada
benda yang dingin. Meskipun tidak menempel secara langsung, benda-benda dingin harus
di jauhkan dari bayi anda. Karena benda-benda yang dingin, misalkan dinding,
lantai, yang ada di dekat bayi, akan meradiasikan suhu dinginnya ke bayi
sehingga bayi kehilangan panasnya.
Bagaimana
mencegah kedinginanan pada bayi?
Segera setelah lahir, bidan akan
mengeringkan cairan yang ada pada tubuh bayi untuk mencegah bayi kehilangan
panas secara evaporasi.
Kemudian
bayi akan di tengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu dan bayi saling
menempel, ibu akan mentransfer panas tubuhnya ke bayi, kemudian ibu dan bayi
akan di selimuti bersama menggunakan kain kering dan bersih. Proses ini
berlangsung saat inisiasi menyusu dini.
Menunda memandikan bayi, hingga minimal 6
jam setelah persalinan. Pada masa yang lalu, bayi dimandikan segera setelah
lahir, namun ternyata hal ini meningkatkan angka kematian bayi akibat
hipotermi. Hingga saat ini telah diterapkan aturan baru, bahwa bayi baru lahir
tidak boleh langsung dimandikan, setidaknya harus menunggu 6 jam setelah
persalinan.
Gunakan topi / penutup kepala pada bayi
anda.
Gunakan kaos kaki dan sarung tangan pada
bayi.
Kenakan pakaian yang hangat dan nyaman, selimuti
bayi bila cuaca dingin. Namun cukup kenakan pakaian tipis dan selimut tipis
bila cuaca sangat panas. Saat cuaca dingin, bila perlu pakaikan kaos dalam.
Dulu, bayi dipakaian gurita, sekarang gurita tidak lagi digunakan pada
perawatan bayi di rumah sakit, karena akan menghambat pernafasan bayi. Sehingga
digantikan oleh kaos dalam. Namun di masyarakat, gurita masih digunakan. Bila
keluarga atau lingkungan menginginkan bayi menggunakan gurita, anda dapat
mengenakan gurita pada bayi hingga tali pusat lepas (gurita berfungsi untuk
fiksasi tali pusat), dan tidak perlu menggunakan gurita lagi setelah itu. Namun sebenarnya kaos dalam pun dapat juga menfiksasi posisi tali pusar ini, sehingga kaos dalam adalah pilihan yang paling tepat dan direkomendasikan.
Jangan letakkan bayi dekat jendela, pintu,
atau di tempat yang berangin.
Saat
memandikan bayi, gunakan air hangat, dan jangan terlalu lama. Segera keringkan
tubuh bayi setelah mandi. Oleskan minyak telon pada dada, perut, punggung,
kaki, dan tangan bayi untuk memberi kehangatan. Sedikit pijatan ketika
mengoleskan minyak di pungung bayi akan membuatnya nyaman. Setelah itu segera
kenakan pakaian untuk bayi anda.
3.
Perawatan Tali Pusar
Ganti kasa
pembungkus tali pusar setiap selesai mandi. Cukup gunakan kasa steril sebagai
pembungkus. Jangan menambahkan ramuan atau bobok (dalam bahasa jawa).
Penambahan bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan pembusukan dan infeksi pada
tali pusar bayi.
Dulu
perawatan tali pusar menggunakan alcohol atau rivanol, lalu berganti dengan
povidon iodin atau betadine. Saat ini, seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, bahan-bahan tersebut tidak lagi digunakan, karena berdasarkan
penelitian, cukup dengan menggunakan kasa steril saja, tanpa ditambahkan bahan
apapun, tali pusar akan lebih cepat kering dan lepas. Tali pusar akan lepas
dalam 4 hari sampai 1 minggu.
Perhatikan
kebersihan tali pusar dan area sekitar tali pusar. Bila tali pusar berbau busuk
atau menyengat, dapat pula disertai kemerahan di area sekitar tali pusar, atau
pengeluaran cairan tidak normal dari tali pusar, segera bawa bayi anda ke
petugas kesehatan, Karena semua tanda tersebut menunjukkan adanya infeksi pada
tali pusar bayi, dan harus segera mendapat penanganan yang tepat.
4.
Kebersihan
Mandikan
bayi 2 kali sehari, menggunakna air bersih dan sabun yang lembut untuk kulit
bayi. Dan ganti pakaiannya setiap usai dimandikan.
Segera
ganti popok bayi bila basah atau bayi BAB. Sebelum memasangkan popok yang baru
(popok yang bersih), bersihkan area kelamin bayi menggunakan kapas dan air DTT
(air DTT = air yang sudah di rebus hingga mendidih, lalu simpan di wadah steril
atau bersih, tunggu hingga hangat/dingin baru digunakan).
Membersihkan
sisa kencing atau feses bayi, dapat dengan mengucurkan sedikit air bila kotoran
melekat/ lengket, lalu usap/bersihkan dari atas ke bawah / depan ke belakang
(dari arah vagina/penis ke anus). Jangan terbalik (anus ke vagina/penis) karena
itu sama saja dengan memasukkan kuman dari anus ke kelamin bayi).
Gunakan
popok kain. Penggunaan diapers/pampers tidak direkomendasikan, karena dapat
menyebabkan ruam pada bayi. Kecuali pada kondisi tertentu, misal dalam
perjalanan jauh, atau sedang bepergian. Namun anda harus rajin mengganti
pampers bila pamper basah atau kotor, jangan menunggu hingga kotoran atau air
kencing bayi tertampung banyak.
5.
Imunisasi
Bayi perlu
mendapatkan imunisasi untuk mendukung system kekebalan tubuhnya. Memang bayi
mendapat kekebalan dari ibu, namun hanya untuk jenis immunoglobulin tertentu
dan hanya melindungi sampai jangka waktu tertentu.
Imunisasi
diperlukan untuk menghindarkan bayi dari infeksi penyakit tertentu. Atau, bila
pun kelak dia terinfeksi, maka efek atau kesakitan yang di alami akan lebih
ringan dibanding yang tidak pernah mendapatkan imunisasi tersebut.
Imunisasikan
bayi sesuai jadwal yang di informasikan oleh bidan anda atau petugas kesehatan.
Imunisasi
dasar lengkap
- Segera
setelah bayi lahir, bayi anda akan mendapatkan imunisasi pertamanya, yakni
imunisasi hepatitis B (disebut dengan Hb0). Imunisasi ini dapat
diberikan sejak 2 jam setelah lahir (berjarak 1 jam dari pemberian vitamin K
untuk bayi baru lahir) hingga bayi berusia 7 hari.
- Imunisasi
berikutnya akan didapat saat bayi berusia 1 atau 2 bulan. Yakni imunisasi BCG
dan Polio1. Imunisasi ini untuk pencegahan tuberkolusis (TBC) dan
Polio.
- Setelah
itu, berjarak 4 minggu kemudian (bayi berusia 3 bulan) diberikan imunisasi
DPT/Hb1 dan Polio2. DPT untuk mencegah dipteri, pertussis,
dan tuberkolusis. Vaksin DPT yang ada saat ini telah di kombinasikan dengan vaksin
Hb1 (disebut dengan DPT combo).
- Kemudian 4
minggu setelahnya (usia 4 bulan), bayi kembali mendapatkan imunisasi DPT/Hb2
dan Polio3.
- Pada usia 5
bulan bayi mendapat DPT/Hb3 dan Polio4.
- Imunisasi
terakhir diberikan pada saat bayi berusia 9 bulan, yakni imunisasi campak.
DPT, Hb,
BCG, dan Campak, diberikan melalui suntikan. Sedangkan vaksin polio diberikan
dalam bentuk tetesan (vaksin terasa manis seperti sirup jeruk).
Bagaimana bila bayi saya sakit ketika tiba waktu imunisasi ?
Sering
timbul kekhawatiran pada orang tua bila bayi sedang sakit ketika tiba saatnya
imunisasi. Sebenarnya, sakit ringan seperti batuk, pilek, diare, dan sakit
kulit, bukan halangan untuk imunisasi. Namun pada bayi yang sakit disertai
demam, sering ditunda pemberian imunisasi karena dikhawatirkan demamnya semakin
meningkat, karena setelah imunisasi juga dimungkinkan timbul demam. Namun ada
baiknya tetap membawa anak anak ke posyandu atau klinik saat tiba waktunya
imunisasi, dan sampaikan kondisi bayi anda. Sehingga petugas kesehatan dapat
memberikan terapi untuk mempercepat penyembuhan dan bayi dapat segera di
imunisasi.
Imunisasi
tambahan
Selain imunisasi
dasar lengkap, juga terdapat imunisasi tambahan, yang tidak wajib, namun dapat
diberikan bila anda menginginkan bayi anda mendapatkannya. Namun vaksin selain
vaksin imunisasi dasar lengkap, tidak di support oleh program pemerintah,
sehingga anda tidak bisa mendapatkannya di Puskesmas, Poskesdes, Pustu, Polindes
maupun Posyandu. Mungkin dokter anak atau beberapa klinik dan rumah sakit
swasta menyediakan vaksin tambahan tersebut, namun anda harus membayar dengan
harga yang tidak murah.
Imunisasi
tambahan ini diantaranya, imunisasi influenza, PCV, varicella (cacar), MMR,
tifoid, Hepatitis A.
6.
Stimulasi
Pemberian
stimulasi penting untuk merangsang perkembangan janin, baik perkembangan motoric
kasar, motoric halus, bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Anda dapat
mendatangi pusat layanan kesehatan seperti puskesmas untuk mendapatkan
penilaian atas tumbuh kembang bayi anda. Bayi anda nantinya akan menjalani
beberapa pemeriksaan seperti pengukuran berat badan, panjang badan, kemampuan motoric,
bahasa, sosialisasi, dan mungkin aka nada beberapa pertanyaan yang diajukan
pada anda seputar kebiasaan bayi di rumah. Setelah mendapat penilaian, anda
akan diberitahu hasilnya, serta diberikan saran untuk stimulasi lanjutan atau
terapi bila diperlukan (missal bila terdapat keterlambatan atau kelainan).
Berikut
beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan dirumah untuk menstimulasi bayi
anda. Tentunya berkonsultasi dengan ahli akan memberikan anda informasi yang
lebih.
Bicara, ajak bayi anda
berbicara setiap hari, dengan kata-kata yang baik dan penuh kasih sayang, hal
ini secara tidak sadar akan mempengaruhi kemampuan bahasa/berbicara bayi anda
kelak. Anda juga dapat menirukan suara yang biasanya ditimbulkan oleh bayi,
sehingga ia akan meniru kembali suara anda.
Mengenali suara, ajak
bayi mendengarkan berbagai suara, seperti mendengarkan music, radio, TV, orang
berbicara, dan sebagainya. Dapat pula anda membuat suara dengan kerincingan,
atau mainan yang dipencet, dan perhatikan bagaimana reaksinya.
Benda menggantung,
gantungkan benda di atas tempat tidur bayi. Gunakan benda yang berwarna cerah
dan bersuara, untuk menarik perhatiannya dan merangsangnya untuk menendang, dan
menggapaikan tangan. Pastikan benda diikat dengan baik dan tidak akan jatuh
menimpa bayi, dan juga benda tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam mulut
bayi.
Benda bergerak, dekat
wajah anda, atau gambar-gambar menarik ke wajah bayi. Lalu gerakkan ke kanan
dan kiri, perhatikan apakah bayi anda mengikutinya. Bayi tertarik dengna benda
yang bergerak.
Memegang dan meraba benda, pada bayi yang lebih besar, ajak aia melihat benda-benda kecil, atau
sentuhkn tangannya pada benda-benda dan berbagai permukaan benda, biarkan ia
berlatih memegang benda, hingga ia dapat memegang benda kecil dengan
jari-jarinya. Pastikan anda tidak melalaikan pengawasan dan pastikan bahwa
benda-benda tersebut aman untuk bayi.
Rasa aman dan kasih sayang, sesering mungkin perluk dan belai bayi anda, bicara dengan
nada lembut dan penuh kasih sayang. Ajak bayi tersenyum dan tatap matanya.
Gendog bayi berkeliling sambil menunjukkan benda-benda atau orang-orang.
Tirukan ocehan dan mimik muka bayi. Untuk menenangkannya anda bisa mengayunkan
perlahan. Ketika menidurkan bayi anda, bersenandung dengan lembut dan ayun hingga
bayi tertidur. Bayi memerlukan semua hal tersebut, sehingga dirinya merasa disayang.
Kelak ia akan tumbuh dengan memiliki kepercayaan diri dan kemandirian yang baik.
Masih
banyak lagi yang dapat anda lakukan untuk memberikan stimulasi pada bayi dan
anak, contoh di atas hanya sebagian kecil yang anda lakukan dalam keseharian
dan dapat dilakukan pada bayi muda.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat. Artikel ini akan segera di update dengan beberapa tambahan informasi, mengenai keluhan yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir, tanda bahaya pada bayi baru lahir, serta barang apa saja yang wajib ada bila anda memiliki bayi/balita di rumah.