Sabtu, 27 September 2014

Gunung Panderman

Gunung Panderman terletak di Kota Batu. Gunung yang merupakan bagian dari pegunungan putri tidur ini berada di barat daya kota yang terkenal sebagai Swiss-nya Indonesia ini. Ada banyak jalur menuju Gunung Panderman, namun jalur yang paling umum dan mudah untuk ditempuh adalah melalui Desa Pesanggrahan.


Dari alun-alun batu, menuju ke arah barat, pada perempatan ke dua berbeloklah ke arah kiri. Berikutnya kita akan tiba di perempatan, tengok jalan ke kanan terdapat gapura "Wisata Panderman". Gapura tersebut merupakan pintu masuk Desa Pesanggrahan. Dari tempat tersebut terus  lurus ikuti jalan utama. Medan jalan disini sangat menanjak, dan terdapat 2 belokan tajam, sehingga harus berhati-hati melaluinya. Ikuti jalan utama hingga mentok di pertigaan, terdapat masjid di hadapan kita, ambilah jalan ke kanan yang sedikit menanjak. Tak jauh dari situ di kiri jalan terdapat Check Point Gunung Panderman.




Rumah di ujung dusun Toyomerto inilah tempat para pendaki Panderman menitipkan kendaraan dan bersiap sebelum mulai petualangan. Pemilik rumah ini adalah bapak Mujiono yang merupakan juru kunci Panderman. Satu sepeda motor dikenai tarif 5000 rupiah. Dan retribusi untuk 1 orang cukup murah yakni 3000 rupiah.



 Dari check point tersebut, pendaki mengikuti jalan berpaving yang menanjak. Pendaki akan dihadapkan pada pertigaan antara jalan paving dan jalan tanah menuju perkebunan warga, ambilah arah kiri ikuti jalan berpaving. Sesaat kemudian akan dipertemukan lg dengan persimpangan kecil, tetap ikuti jalan berpaving. Saat mulai memasuki perkebunan warga, akan bertemu dengan pertigaan lagi, namun tetap ikuti jalan berpaving.





Tak lama kemudian, kita akan bertemu dengan persimpangan lagi (persimpangan ke empat bila dihitung dari check point) ambil jalan ke kiri, jalan tanah memasuki perkebunan warga. Di kanan kiri akan terdapat sumber air yang mengalir seperti sugai-sungai kecil yang sangat jernih, airnya sangat dingin dan segar. Ini merupakan sumber air terakhir yang ada, isilah persediaan air disini, karena dari tempat ini hingga ke puncak nanti tidak akan ada sumber air lagi.


Di atas sumber air tersebut, ada pertigaan, ambil arah kanan. Saat bertemu pertigaan lagi, ambil arah kiri, kemudian di pertigaan berikutnya ambil kanan. Dari tempat ini terus berjalan lurus ikuti jalan utama. Bila di sebelah kiri ada jalan ke atas, abaikan saja, tetap ikuti jalan utama.



Setelah melewati pohon besar, kita tiba di hamparan padang ilalang di lereng bukit, jalan akan berbelok ke kanan. kemudian kita kan bertemu dengan pertigaan lagi, ambil jalan lurus. Menurut warga sekitar, bila ambil jalan ke kiri sebenarnya akan lebih singkat menuju puncak, namun jalannya sangat menanjak dan kita juga tidak akan melewati pos 1 atau pos Latar Ombo jadi disarankan tetap ikuti jalan utama saja.


Dari persimpangan itu, kita kan melewati tepian tebing yang tanahnya longsor, jadi harus berhati2 merapat menjajaki tepian sambil berpegangan pada akar2 tanaman yang ada diatas kepala kita. Dari tebing tersebut, setelah jalan yang menanjak, kita telah tiba di Pos Latar Ombo.




Pos Latar Ombo ini memiliki ketinggian 1600 mdpl. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pos ini adalah 60 menit. Terdapat beberapa percabangan, Ke Barat ke arah air terjun coban rondo, ke selatan, dan ke timur. Ambil arah timur menuju puncak panderman. Dengan perjalanan kurang lebih 45 menit, kita akan sampai di Pos Watu Gede.

Tidak ada tulisan atau plakat penanda pos ini, tapi ada batu-batu besar yang menjadi korban aksi vandalisme pemuda ababil yang mengaku sebagai pecinta alam tapi justru merusak alam. Ada tiga Watu Gede, Watu gede satu yang paling awal kita temui, setelah berjalan beberapa saat kita akan bertemu dengan Watu Gede dua. Sedikit diatas Watu Gede dua, terdapat Watu Gede tiga. Dari sini, perjalanan menuju puncak sekitar 45 menit lagi.

Setelah Watu Gede, sebelum puncak, terdapat tanah datar yang tidak terlalu luas, tapi memiliki view yang sangat indah, bila anda mendaki di sore hari, dapat menyaksikan sunset yang sangat indah dari sini, dan menikmati sensasi berada di atas awan, dan indahnya pegunungan dan pemandangan kota batu dari ketinggian.

Setelah Melewati jalan berpasir/ berdebu, menanjak, rumput2 yang tinggi, dan bebatuan, kita akan masuk ke semak belukar yang cukup rimbun, terdapat percabangan, anda dapat memilih kanan maupun kiri, karena kedua jalur ini memiliki satu ujung. Jalur kiri lebih terjal namun jaraknya pendek, jalur kanan lebih landai namun jaraknya sedikit lebih panjang. Dari sini jalan tetap menanjak, hati-hati dengan pohon-pohon tumbang yang menghalangi jalan.

Seusai jalan menanjak, pendaki akan mendapatkan bonus jalan yang cukup datar, menyusuri tepian tebing, dengan view yang sangat indah. Berhati-hati menjaga langkah karena terdapat beberapa titik yang tanahnya sedikit longsor sehingga berlubang.


Sesaat kemudian, kita akan kembali menemui jalan menanjak. Dan kemudian tibalah kita di puncak Basundara, puncak gunung panderman. 


Pendaki dapat membangun tenda disini, menikmati sensasi malam, indahnya lampu2 kota batu dipandang dari ketinggian. Dan yang paling indah dan tak boleh terlewatkan, matahari terbit yang selalu memiliki daya tarik untuk para penikmat ketinggian. 














Bila beruntung, pada jam-jam sarapan, kera-kera penghuni gunung akan datang mencoba menarik perhatian dan berharap mendapat makanan dari para pendaki. berhati-hati terhadap tingkah iseng mereka yang terkadang mengambil barang2 kita yang tidak terjaga. Tapi bila diperlakukan dengan baik, mereka akan bisa bersikap baik dan jinak. Dari sekian banyak kera, ada 1 yang berwarna putih, paling jinak, namun dia dimusuhi oleh kera-kera lain yang berwarna abu-abu atau coklat, mungkin karena si putih ini lebih banyak mendapat perhatian dari manusia. 



Itulah pesona gunung panderman, yang harus kita jaga dan lestarikan. Bila kamu mengaku sebagai pencinta alam, pendaki gunung, pecandu ketinggian, atau apapun itu, Jauhkan diri dari perbuatan yang merusak, seperti vandalisme, membuang sampah sembarangan, mengambil yang bukan milik kita, merusak sumber air, meninggalkan perapian sebelum benar-benar padam karena rawan mengakibatkan kebakaran, dan sebagainya. Selamat menikmati :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar