Payudara merupakan salah satu asset bagi kaum perempuan,
selain fungsinya yang penting dalam proses laktasi atau menyusui, juga
kebutuhan wanita akan body image. Kanker payudara dapat menyerang siapapun tidak memandang usia tua atau muda, meski angka kejadian pada usia tua lebih banyak ditemukan.
Kanker payudara memang bukan peringkat satu diantara angka kejadian semua kanker, namun angka kematian akibat kanker payudara cukup tinggi. Menurut data WHO tahun
2008, menunjukkan bahwa 548.000 kematian per tahun karena kanker payudara terjadi
pada wanita. Kejadian di Amerika Serikat, satu dari setiap 9-11 wanita Amerika
akan mengalami kanker payudara pada suatu saat dalam hidupnya. Sedangkan Indonesia pada tahun 2013 jumlah penderita kanker payudara yang terdeteksi 12.014
orang.
Penyebab kanker itu sendiri diantaranya adalah paparan
zat-zat karsinogenik, hormone (esterogen), virus, serta paparan radiasi.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi faktor resiko bagi seseorang menderita kanker payudara yakni :
Selain itu, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi faktor resiko bagi seseorang menderita kanker payudara yakni :
- faktor genetik/keturunan (riwayat kanker dan tumor dalam keluarga)
- menarche (mendapat haid pertama kali) lebih awal dan menopause terlambat
- perempuan yang tidak pernah hamil dan melahirkan
- perempuan yang tidak menyusui
- penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon estrogen
- obesitas
- perempuan yang sebelumnya pernah menderita penyakit proliferatif dan atau hiperplasia atipik, dan radiasi
Kanker
Payudara dapat digolongkan dalam beberapa stadium :
Stadium 0
Terdapat perubahan sel-sel kelenjar payudara yang beresiko berubah menjadi
kanker. Perubahan tersebut hanya terlokalisir pada satu tempat. Belum ada
benjolan yang teraba. Deteksi hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan
sitologis.
Stadium 1
Terdapat benjolan dengan ukuran kurang dari 2 cm.
Stadium 2
- Stadium IIa. Kanker menyebar pada kelenjar getah bening ketiak, dapat disertai benjolan dengan diameter kurang dari 2 cm. Atau bisa juga hanya ditemukan benjolan saja dengan diameter lebih dari 2 cm namun tidak lebih dari 5 cm.
- Stadium IIb. Benjolan lebih dari 2 cm, namun kurang dari 5 cm, disertai penyebaran kelenjar getah bening ketiak. Atau hanya ditemukan bejolan saja dengan diameter lebih dari 5 cm.
- Stadium IIIa. Ditemukan penyebaran pada kelenjar getah bening ketiak atau lebih luas, dapat disertai benjolan. Benjolan dapat berukuran kurang dari 2 cm, >2cm namun <5cm, atau >5cm.
Stadium 3
- Stadium IIIb. Kanker menyebar di saluran getah bening dan dapat mencapai permukaan kulit atau dinding dada, pada fase ini dapat timbul luka atau luka bernanah.
- Stadium IIIc. Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening dan mencapai titik kelenjar getah bening yang lebih banyak (10 titik di bawah tulang selangka).
Stadium 4
Kanker telah
bermetastase/ menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh seperti tulang,
paru-paru, hati, dan otak.
Deteksi pada
kanker payudara dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik (perabaan adanya
benjolan abnormal, pengamatan perubahan bentuk payudara dan sekitarnya, adanya
pengeluaran cairan abnormal dari puting), radiologis (mamograf, rontgen thorax,
dll), histologis dan sitologis (pemeriksaan patologi anatomi jaringan dan sel).
Kanker yang
ditemukan pada stadium yang dini, memiliki prognosis yang lebih baik. Oleh karena
itu beberapa upaya deteksi dini sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap
perempuan. Upaya yang paling mudah dan dapat dilakukan siapapun adalah SADARI
(perikSA payuDAra sendiRI). Sedangkan pemeriksaan yang lebih akurat dapat
dilakukan dengan mamograf dan USG, utamanya bagi perempuan yang memiliki factor
resiko.
SADARI
(PERIKSA PAYUDARA SENDIRI)
- Amati bentuk payudara Anda di cermin.
- Pastikan bahu lurus sejajar, dan letakkan tangan Anda di pinggang.
- Perhatikan bentuk, ukuran, dan warnanya.
- Kelainan yang mungkin ditemukan : kerutan, benjolan, lekukan, posisi puting yang tidak normal, atau struktur kulit yang tidak normal (merah, kasar, berkerut), atau bahkan nyeri.
• Angkatlah kedua lengan Anda untuk melihat kelainan
bentuk payudara Anda lagi. Lihatlah apakah kedua payudara terangkat
bersama-sama.
• Dengan menggunakan ujung jari, tekan perlahan
permukaan payudara Anda, dan rasakan apakah ada benjolan. Rabalah sesuai dengan
pola berikut: melingkar, dari atas ke bawah, dari tengah ke samping, sampai
area ketiak. Lakukan langkah ini pada kedua payudara.
- Peras puting Anda secara perlahan, lihatlah apakah ada keluar cairan berwarna putih, atau kekuningan, atau bahkan darah.
- Selain dengan berdiri, Anda juga dapat memeriksanya dalam keadaan berbaring. Ganjallah separuh punggung Anda (sisi payudara yang mau diperiksa) dengan bantal. Taruhlah tangan Anda dibelakang kepala. Lalu gunakan ujung jari tangan Anda yang berlawanan untuk memeriksa.
Mari lebih peduli pada kesehatan diri kita, periksakan diri anda secara rutin, tidak
perlu menunggu ada keluhan, sehingga gangguan kesehatan yang muncul dapat
segera terdeteksi dan mendapat penanganan yang tepat.
Semoga bermanfaat.